Tuesday, August 7, 2012

Omar Dhani Tak Hadiri HUT AU

Upaya pelurusan sejarah oleh TNI-AU perihal Peristiwa 30
September 1965 membuat kalangan jendral TNI-AD gerah. Beranikan TNI-AU
merehabilitasi Oemar Dhani?

Marsekal Udara Oemar Dhani tak hadir dalam peringatan HUT Ke-53 TNI AU di
Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, TNI-AU, awal April lalu. Mantan
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) itu tak bisa hadir karena alasan
kesehatan. Padahal, KSAU Marsekal TNI Hanafie Asnan mengundang Oemar Dhani
yang mendekam di penjara Cipinang selama 30 tahun.

Ketegangan diam-diam muncul antara TNI-AD dan TNI-AU menyangkut protes
TNI-AU soal tuduhan keterlibatan angkatan itu pada peristiwa berdarah pada
akhir September 1965. Oemardhani beberapa waktu lalu menyatakan ingin
meluruskan sejarah di seputar peristiwa Gerakan 30 September 1965, yang
menyangkut dirinya dan TNI-AU. Sebab, menurut dia, ada kesalahan sejarah
yang mengungkap kasus G 30 S PKI. Misalnya, munculnya tuduhan Angkatan Udara
ikut terlibat.

Sepucuk Surat damai Soeharto


Sepucuk Surat damai Soeharto

Omar Dani mengaku tak dendam kepada Soeharto. Sejak kapan hubungan dua panglima itu menegang?

19 Oktober 1965. Cuaca politik tengah memanas. Tapi pagi itu Omar Dani bersiap meninggalkan Tanah Air. Perintah Presiden Soekarno tak dapat ia tampik: ia mesti pergi ke beberapa negara Eropa dan Asia untuk menjajaki kerja sama dengan beberapa industri penerbangan. Saat itu ia telah melepas jabatan Menteri/Panglima Angkatan Udara. Soekarno memberinya jabatan Panglima Komando Pelaksana Industri Pesawat Terbang dengan kedudukan setingkat menteri.

Di Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma telah siap pula Sri Wuryanti, istri Omar, yang tengah hamil tujuh setengah bulan, empat anaknya, dan beberapa anggota staf Angkatan Udara. Mereka akan tinggal di rumah dinas Budiardjo, Duta Besar Republik Indonesia, di Phnom Penh, Kamboja, selama Omar melawat ke sejumlah negara.

Omar Dani: “CIA Terlibat dan Soeharto Tangan yang Dipakai ...


Buku "Pergunakanlah Hati, Tangan dan Pikiranku: Pledoi Omar Dani" adalah satu dari sekitar seratus buku tentang G30S. Jelas buku ini penting karena ditulis oleh salah satu pelaku utama. Setelah dibungkam selama 29 tahun, baru kali ini bekas pucuk pimpinan Angkatan Udara itu bicara. Ia baru dibebaskan dari penjara Cipinang pada tahun 1995 -- fotonya baru belakangan ini dipajang di Markas besar AU sebagai KSAU kedua.

Daned, begitu ia disapa, lahir di Solo pada 1924. Putra KRT Reksonegoro, Asisten Wedana Gondangwinangun, Klaten, menapaki karir penerbang pada akhir 1950 di Taloa, Amerika Serikat. Tahun 1956 ia bertugas belajar di Royal Air Force Staff College di Andover, Inggris. Pulang dari Inggris, ia terlibat dalam berbagai tugas, misalnya menumpas pemberontakan PRRI di Sumatera. Dan belum genap 38 tahun, pada 19 Januari 1962, Omar Dani menjadi Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara menggantikan Laksamana Udara Surjadi Suryadarma. Peristiwa G-30-S seperti menjungkirbalikkan karirnya yang cemerlang, ia dituduh terlibat.

Omar Dhani dan Kejayaan Angkatan Udara

Jakarta Jenazah Omar Dhani saat ini masih berada di hanggar Skadron 17 Lanud Halim Perdana Kusuma. Baru nanti sebelum salat dzuhur, jenazah mantan Panglima Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) era orde lama ini akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Nama Omar Dhani sempat tabu untuk diucapkan pada zaman Soeharto berkuasa. 29 tahun hidupnya dihabiskan di penjara. Tuduhannya terlibat G 30 S/PKI, dosa yang dianggap paling besar pada zaman orde baru.

Omar Dhani: Figur yang Disegani Sekaligus Dicurigai

Omar Dhani:
Figur yang Disegani Sekaligus Dicurigai

Penarikan Laksamana S. Suryadarma --salah seorang petinggi TNI AU--dari jabatan Panglima Angkatan Udara pada tahun 1962, mendatangkan berkah bagi Omar Dhani. Bekas sinder perkebunan Kebon Arum, Klaten, ini rupanya berkenan di hati Presiden Soekarno. Karena itu, pria berperawakan tegap yang baru bergabung dengan AURI sejak November 1950 ini dipercaya untuk menduduki tampuk pimpinan TNI AU.

Perwira kelahiran Solo ini pernah ambil bagian secara aktif dalam operasi udara menumpas pemberontakan di wilayah Timur Indonesia. Perilaku Omar dikenal lembut. Di hadapan Bung Karno, ia lebih mengesankan seorang penurut. Karena itu, di mata pengagumnya, Omar dianggap sebagai bawahan yang penuh dedikasi. Tapi, di mata lawan politiknya, Omar dianggap orang yang sangat lihai mencari muka.